Implementasi Etika Bisnis Islam: Bisnis Halal yang Bertanggung Jawab
DOI:
https://doi.org/10.51339/iqtis.v2i2.203Keywords:
Modernisasi, Etika bisnis, Keseimbangan dunia akhiratAbstract
Manusia memiliki kebutuhan hidup yang mengharuskan untuk memiliki materi yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk mendapatkan materi maka manusia harus bekerja, baik secara formal maupun informal. Bekerja secara informal salah satunya dapat dilakukan dengan berbisnis. Dimana kehidupan sehari-hari manusia sangatlah berdekatan dengan kata bisnis. Bisnis adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Fakta kegagalan yang paling terasa dari modernisasi yang merupakan akibat langsung dari era globalisasi adalah dalam bidang ekonomi dengan kenyataannya yang justru melahirkan berbagai persoalan, terutama bagi negara-negara Dunia Ketiga (termasuk negara-negara Muslim) yang cenderung menjadi obyek daripada menjadi subyek kapitalisme. Situasi ketidakadilan ekonomi menjadi masalah yang cukup serius, sehingga aspek etika bisnis tidak dapat dipahami semata-mata hanya sebagai usaha intelektual manusia untuk menalarkan moral. Sebab betapapun peredaran perekonomian berjalan lancar dengan laju ekonomi yang tinggi dan tingkat inflasi yang rendah, namun jika tidak diimbangi dengan etika moral atau nilai-nilai luhur , maka pada titik tertentu akan tercipta kondisi yang membawa malapetaka baik langsung ataupun jangka panjang. Karena itu, Islam menekankan agar aktifitas bisnis manusia dimaksudkan tidak semata-mata sebagai alat pemuas keinginan (al-syahwat), tetapi lebih pada upaya pencarian kehidupan berkeseimbangan dunia-akhirat disertai prilaku positif bukan destruktif.